~~Monolog~~
Dalam kekaburan ku lihat dia berlari ke arah ku. riak kekalutan terlihat jelas di wajahnya. Sambil jeritan yang tak ku jelas isinya mengisi gegendang telinga ku. Kehangatan cairan terasa mengalir di dahi . Dan seketika menitis di kelopak mataku. Hendak ku bangkitkan kaki terasa berat. Hendak ku lambai tangan ku terasa kaku. Dan seketika itu juga terlihat kerumunan orang menghampiriku. Aku langsung tak mengerti apa yang terjadi. Segalanya bagai kilatan menyambar. Dalam kesamaran pandangan itu juga, kulihat si dia berada
terlalu hampir ke mukaku. Dan tangan ku digenggam erat. Untuk kali pertamanya. Dan mungkin yang terakir kali.
terlalu hampir ke mukaku. Dan tangan ku digenggam erat. Untuk kali pertamanya. Dan mungkin yang terakir kali.
Juraian tangisnya tumpah dari pipi. Menyinggah ke mukaku. Lantas beraduk dengan cairan hangat kemerahan. Ternyata aku tak punya banyak masa. Ku kira jemputan agung sudah hampir benar denganku. Dengan segala kekuatan yang tersisa, aku kuatkan genggaman tanganku, yang sedari erat jemari ku tak terlepas. Dan ku beri bungkusan yang pertama dan terakhir untuknya dariku itu padanya. Bungkusan yang memberi makna terbesar dalam hidupku. Esakan tangis yang tak jelas ku dengar ku leraikan dengan kuntuman senyuman. Agak kelat namun, itu ku harap dapat meminjamkan sedikit sinar dan menghapus sedikit kesedihannya.
Saat mata makin kuyu, dan saat aku tak lagi mampu menahannya, dia masih menangisi. Dan aku semakin lemah. Berat bibirku mengucap benih rasa. Kalimah syahadah menjadi penutup hidupku dan segalanya mula kelam dan terus terpadam. Meninggalkan semua yang ku ada di alam fana ini. Termasuk cinta hatiku. Yang sempat bertakhta sebelum aku menutup mata. Seorang bidadari separa manusia tanpa sayap.
No comments:
Post a Comment