About Me

My photo
si Jagung Capri - manusia bukan patung, ada jiwa tapi kosong, ada akal tapi bengong

Puisi Buat Mawar

Puisi Buat Mawar
Untuk Mawar Yang Selalu Mewangi Dalam Hati

December 14, 2011

Biasa Terjadi

keajaiban kalau diluahkan, ia jadi mutasi dalam realiti

biar ia terus tersimpan, tak apa...

sebab bukan semua faham erti magis

walaupun hampir semua mahu percaya bila keterdesakan melanda

November 29, 2011

Rentetan

perkisahan cinta bukan sekadar dalam cereka.
manusia biasa sekalipun luluh jika tiada cinta
ada kita yang mengingati kejauhan dan melupakan pengamatan depan mata
skrip manusia berbeda, apalagi pembawakan wataknya
cuma garis panduan yang telah di bina itu, sedar atau tidak,
ada yang menolak, ada yang menurut terus buta-buta
jadilah kita semberono mati akal dan melangkah tanpa berpijak.

November 23, 2011

Ungkapan

indah khabar dari rupa
itu cuma frasa
bagi yang bosan dengan harapan
yang takut dengan kenyataan


November 19, 2011

Perempuan Melayu Terakhir

mencari perempuan melayu terakhir untuk aku muziumkan dirinya dalam jiwa.....


tolong...
kalau ada sesiapa yang tahu, khabarkan aku keberadaannya
tidak kebaratan tapi penuh ketimuran
kalau jauh menyeberang laut, layar aku kibarkan
kalau tinggi melewat gunung, sayap aku kepakkan


ahh... aku bercanda
ya, aku sudah punya satu.... satu-satunya
melayu wajahnya
melayu santunnya
melayu benar rasanya......


*memilih juga aku ini ya???

PutarAlam

tak semua manusia tahu apa yang mereka mahu. hidup ini macam gula-gula kapas, nampak gah, tapi bila dikepatkan, (macam menghindar yang remeh temeh) cepat saja mencair. dah tak indah, dah tak menarik, tapi perlahan-lahan, hilang ditelan.


sebab itu gunanya pengetahuan, untuk mereka sedar, kefahaman bukan cukup pada yang termampu, tapi untuk semua yang kita belum tahu. kadang-kadang disuruh bertanya, apa yang kalian kurang faham, maka layaklah kalian mengatakan :-


"gua tak paham dengan apa yang gua tahu, sebab gua tak tahu apa yang gua tak paham"

November 18, 2011

Diam!!!

dari hujung dunia, sampai kau masuk ke alam fana
kau tak mampu untuk berkata sepatah pun.....


kerna bukan sifat kau untuk faham makna sebuah bicara.............

November 17, 2011

Bye...



sebagaimana keberadaanmu penuh senyum dalam hidupku... aku mohon kau lakukan yang sama untuk mereka selama kepergianku tanpa kepulangan... 

tolong....

jangankan sedikit tangis yang kau cuba adakan untuk aku....
pergi dan teruskan hidupmu sebagai yang aku pinta....
jangan kau takut bayang ku hilang....
aku akan terus mengintai mu di sebalik hujung awan, biar kau tak sunyi bila kau memandang ke langit kayangan.....

October 30, 2011

Maha Duga

Tuhan sedang menduga aku
dan membiarkan aku hidup dengan sisa sia-sia milikku


Tuhan sedikit pun tak peduli, dan membiarkan aku menjadi mayat hidup melata di bumi subur..
yang sezarah pun tak jadi manfaat untuk ku


ya, maha hebat dugaanNya, saat aku mahu dekat padaNya....

October 26, 2011

Hikayat Malam

di antara bintang-bintang itu, aku mahu kau terlihatkan.... senyuman kata yang aku lakarkan.. selagi masih belum pagi..... untuk kau rasakan keberadaanku tanpa aku di sisimu... 


untuk kau rindukan tawaku...


dan lihatkan pada bulan yg terang di balik awan-awan yang selalu dengki pada cahayanya.... lihatkan hodoh wajahku yang selalu kau amati... untuk kau legarkan ruangan matamu dengannya


untuk kau simpan kenangan kita.....


dan terlihatkan kau gelap langit yang diterangi cahaya bulan bintang itu..... nyatanya ia mainan rasa dalam diriku.... dan cahaya itu cuma kamu......


untuk kau percaya takhta dalam jiwaku cuma kamu....


satu....dan selamanya........

October 23, 2011

Separuh Mati

Tidur kan cuma sebahagian dari mati......... dengan hela nafas bertuju-tuju........ cuma ada mimpi jadi ganti...... masih ada nyawa untuk dicas kembali....... dan masih tertinggal ucapan Selamat Tinggal dari diri....

September 13, 2011

Dalam Hati, Dalam Mimpi

aku ambil tempat duduk dan aku sandarkan belakang badanku hinggap di sofa empuk di penjuru rumah. aku helakan nafas tegar berbau rokok yang ku hisap barusan. sambil mata kero dan gigil badan tak tentu arah, aku mulakan sesi bicara serius pada orang tua di hadapanku. bertiga kami bersama pasangannya.


"kalau saya memilih rupa, tentu saja ramai gadis di luar sana yang menjadi pilihan saya. kalau saya memilih gaya masih banyak kekurangan pada setiap perempuan yang saya jumpa. kalau  saya memilih harta, tentu saja anak raja yang saya goda. tapi saya memilih yang sederhana, yang tidak ada-ada, yang bukan gila, yang redup mata memandangnya, yang sejuk hati mengenangnya. anak kalian itulah jadi pilihan saya."


tapi saya mengerti kalau gelengan kalian itu dikira satu penolakkan. dan kalau maksud harta amat bermakna bagi kalian, itu bukan milik saya yang tidak punya apa-apa. dan kalau maksud segak gaya jadi taruhan, ya, saya tidak sekacak mana berbanding lelaki di luar sana. sebab saya hanya sederhana yang biasa- biasa aja.dan kalau maksud mencari ustaz untuk dimenantukan, ternyata bukan saya pilihannya. sebab ilmu agama belum sempurna mana, tapi bisa saja ditambah, cuma perlu sedikit masa.


tapi ternyata jika benar semuanya, maka saya tidak sampai memaksa, mungkin ada rasa terkilan, tapi jangan khuatir, ia cuma perasaan bawaan saja. jauh dari hati saya berdoa moga jodohnya akan dapat yang sempurna, jauh lebih bermakna dari seorang saya. dan seikhlasnya ia satu bentuk kepasrahan, dan keredhaan atas ketentuanNya. bukan manusia itu cuma tahu merancang saja, ia kan? tak mengapa, asal yang empunya pasangan lebih bahagia, dari sepatutnya."


lalu aku bangun menamat bicara. ternyata hampir kelu aku berkata-kata. dan aku memandang ke sesosok tubuh, yang sedari awal biara duduk di balik tabir mendengar bualan sampai akhir. aku kerlingkan sejuta maaf padanya, untuk sebab bukan dia rusuk ku yang bertahun hilang sejak awal kelahiranku. dan ternyata ia cuma jadi sehelai muka surat dalam hidup untuk aku merasa apa maksudnya cinta.


"diam kami bukan maksud satu penolakkan. diam kami cuma mahu kepastian. diam kami mahu lihat keikhlasan. diam kami mahu lihat kejujuran. ternyata kami tidak mahu semua yang tersebut." dari belakang tersahut ayat yang aku kira mengkonkritkan kaki ku. saat aku berpaling, wajah yang tersembunyi di balik tabir tadi mula mengukir senyum dan aku lihat secerna sirna di wajah orang tuanya.


jadi aku mahu bicara apa lagi.... semuanya usai begitu saja.. tiada noktah, tapi ia satu permulaan....aku cuma orang biasa yang mahukan pasangan yang biasa-biasa saja. agar tak jadi buah mulut orang kelak...

September 11, 2011

Kisah Cinta & Hati

Hati takkan pernah merasa penat berkejaran bersama Cinta. Biar jauh, biar selekoh, biar merengkuh, tetap digagahkan diri bermain bersama cinta. tapi bila terjatuh, biar tercalar sikit saja sudah cukup untuk membuatkan Hati merasa sakit selamanya. Untungnya Cinta, ia boleh ditukar ganti bila saja dia suka, tapi Hati, biar seribu silih ganti, tetap, masih punya bekas sampai ke mati.


sampai satu masa, Cinta merasa bosan dan jemu,jauh menjarak dari Hati, perlahan, dan terus berlalu, waktu tidurnya Hati, tanpa secebis nota. degilnya Hati, celik saja mata, terus Cinta dulu dicarinya, meski Cinta dah tiada, tetap jejak Cinta ditagihnya. walau dia tau, Cinta sudah jauh meninggalkannya.

August 28, 2011

Alasan

Sampai satu masa, aku fikir, biar masa jadi penentu. Masa, alasan tipikal untuk orang bodoh seperti aku. untuk mengandaikan mimpi yang sama sekali tak pernah terlakar dalam tidur. tapi aku cuma mampu melakukan itu sahaja. untuk berfikir jauh merenung hakikat hidup aku kira aku belum cukup bagus. 


mahu menantikan masa bukan sekejap. tapi masa bagi aku peluang untuk belajar perkataan menanti. bermakna, penantian itu menjelmakan harapan. biarlah tak terzahir sekalipun harapan itu, tapi sekurang-kurangnya, ia boleh aku jadikan alasan untuk aku teruskan hidup.

August 23, 2011

Ekspresi

ada orang suka bersukaria. ada pula yang hanya tahu menyimpan gembira. tapi jarang ada yang kita lihat punya masa untuk melampias marah dan geram. mungkin ada waktu-waktunya. atau mungkin dia mampu menyelesaikannya. kita takkan menangis kalau tak disogok dengan kisah sedih, pilu dan suram. tapi ada manusia yang mampu menangis hanya sebab mengekspresikan riang. riang yang ke puncak tingginya.

May 10, 2011

Seorang Hamba & Sang Puterinya VIII

"Awak menyesal kawan dengan saya?" terbeliak mata Puteri memandang wajah lelaki itu. Belum pernah dilihat kekasih hatinya itu begitu serius. Bukan tak pernah, tetapi senda gurau yang selalu disumbatkan ke telinganya saban pertemuan, mematahkan perwatakan janggal itu di matanya. Qabil bukan begitu serius.

Qabil raja lawak di hatinya. Segala yang terluah itu, penyembuh duka dan pereda marahnya. Atas laluan hidupnya, juga apa yang dihadapnya. "kenapa ditanya?" balas Puteri tenang. Menyembunyikan kegusaran. Bimbang disalahertikan. "Kenapa awak boleh terima? sedang jarak masa pertemuan akhir terlalu panjang," tenang persoalan yang diungkap. Menjawab persoalan yang tersua dari mulut Puteri. " Kenapa pertanyaan harus dibalas dengan pertanyaan?" Puteri tegas kali ini. Turut serius mengikut rentak Qabil. "Sebab, setiap persoalan itu harus dikupas, bukan dibiar tak berbalas" tawa kecil Qabil terhias di gegendang telinga Puteri. 'awak ni...." rajuk Puteri sambil mengetuk manja hujung topi Qabil. Kaget Qabil kalau benar - benar wanitanya itu marah.

"marah tanda sayang...."sinis ayat terluah dari mulut Qabil. wajah Puteri tadi kelat mula memanis. sedikit senyum Puteri, cukup membuat Qabil bahagia. Seolah berhadapan Ratu Dunia lagaknya. "jadi ?" Puteri membangkit semula isu pokok."jadi apa?" Qabil pelik, sambil Puteri mengisyaratkan perbualan awal."ooo, jadi...jadilah apa nak jadi..haha" hilai Qabil memenuhi ruang antara mereka. Puteri mengacah untuk bangun, Qabil diam. Lalu,"apa yang membuat awak terusan menerima lamaran saya?" sambil menunggu jawapan, Qabil mengalih pandangan. Puteri menghela nafas. sukar buatnya mengungkap kata ini.jauh terpendam dia menyusun kata. tak mahu Qabil salah menyangka.

March 9, 2011

Seorang Hamba & Sang Puterinya VII

Menungan jauh Puteri tersentak oleh hentakan tingkap biliknya. Hentakan oleh angin kuat yang menyapa. Terus airmatanya diseka. Diari cinta milik arwah dikatup kemas kembali. Memori yang berlaku di depan matanya tak mungkin dilupuskan. Walau karma dan kelahiran kedua. Ingatannya jauh melangkau peristiwa yang berlaku minggu sudah. Kejadian yang tragis untuk dilupuskan. Kejadian dia hilang kecintaannya. Kehilangan orang yang pernah membuat dia terasa seperti bidadari. Ya, ungkapan yang tak pernah akan dilupakan, bidadari separa manusia tanpa sayap. 


Perlahan dia bangun menghadap meja cerminnya. Ya, dia tidak boleh terlalu sedih. Atau berterusan bersedih. Ia bukan kehendaknya. Jauh lagi kesilapannya.  Mungkin saja si dia takkan pernah gembira melihatnya. Melihat dari syurga keadaannya begini. Itu takdir Allah. 


Bungkusan hadiah terakhir dari si dia diambil. Terasa sayang untuk dibuka. Itu saja peninggalannya yang Puteri ada. Jika tidak dibuka masakan dia tahu apa kandungannya. Berat benar rasa hatinya. Terus, dibiar saja tersimpan di atas meja cermin itu. Sekejap dilihat kembali, berkaca matanya. Perlahan, terusan yang masih berbekas dipipinya basah kembali. Bergenang air matanya yang ditahan. Sukar, memang sukar untuk dilupakan.  Itulah cinta pertamanya. Itulah kali pertama dia membuka hatinya untuk seorang jejaka.

January 5, 2011

Seorang Hamba & Sang Puterinya VI (Monolog)


~~Monolog~~

Dalam kekaburan ku lihat dia berlari ke arah ku. riak kekalutan terlihat jelas di wajahnya. Sambil jeritan yang tak ku jelas isinya mengisi gegendang telinga ku. Kehangatan cairan terasa mengalir di dahi . Dan seketika menitis di kelopak mataku. Hendak ku bangkitkan kaki terasa berat. Hendak ku lambai tangan ku terasa kaku. Dan seketika itu juga terlihat kerumunan orang menghampiriku. Aku langsung tak mengerti apa yang terjadi. Segalanya bagai kilatan menyambar. Dalam kesamaran pandangan itu juga, kulihat si dia berada
terlalu hampir ke mukaku. Dan tangan ku digenggam erat. Untuk kali pertamanya. Dan mungkin yang terakir kali.
 
Juraian tangisnya tumpah dari pipi. Menyinggah ke mukaku. Lantas beraduk dengan cairan hangat kemerahan. Ternyata aku tak punya banyak masa. Ku kira jemputan agung sudah hampir benar denganku. Dengan segala kekuatan yang tersisa, aku kuatkan genggaman tanganku, yang sedari erat jemari ku tak terlepas. Dan ku beri bungkusan yang pertama dan terakhir untuknya dariku itu padanya. Bungkusan yang memberi makna terbesar dalam hidupku. Esakan tangis yang tak jelas ku dengar ku leraikan dengan kuntuman senyuman. Agak kelat namun, itu ku harap dapat meminjamkan sedikit sinar dan menghapus sedikit kesedihannya.
 
Saat mata makin kuyu, dan saat aku tak lagi mampu menahannya, dia masih menangisi. Dan aku semakin lemah. Berat bibirku mengucap benih rasa. Kalimah syahadah menjadi penutup hidupku dan segalanya mula kelam dan terus terpadam. Meninggalkan semua yang ku ada di alam fana ini. Termasuk cinta hatiku. Yang sempat bertakhta sebelum aku menutup mata. Seorang bidadari separa manusia tanpa sayap.